Rabu, 01 Agustus 2012


         KARAKTERISTIK ANAK USIA DINI

            Anak usia dini adalah anak yang berumur 0-6 tahun. Anak usia dini sering disebut dengan istilah golden age atau usia emas, karena pada usia ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat pada berbagai aspek. Usia dini terutama di bawah dua tahun menjadi masa yang paling peka dan potensial bagi anak untuk mempelajari sesuatu.
            Penanganan anak usia dini khususnya di bidang pendidikan sangat menentukan kualitas pendidikan di masa-masa mendatang. Pada masa usia dini itu kualitas hidup seorang manusia dipancangkan dan memiliki maknadan pengaruh yang luar biasa pada kehidupan yang selanjutnya.
            Banyak penanganan atau cara yang dapat kita lakukan untuk anak usia dini dalam meningkatkan potensinya, salah satunya dengan melalui bercerita. Bagi anak-anak, duduk manis menyimak penjelasan dan nasehat merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Sebaliknya duduk berlama-lama menyimak cerita atau dongeng adalah aktivitas yang mengasyikkan. Oleh karenanya, memberikan pelajaran dan nasehat melalui cerita atau dongeng adalah cara mendidik yang bijak dan cerdas. Mendidik dan menasehati anak melalui cerita memberikan efek pemuasan terhadap kebutuhan akan imajinasi dan fantasi anak.
            Bercerita memberikan pengalaman psikologis dan linguistik pada anak sesuai minat anak, sesuai tingkat perkembangan dan kebutuhan anak sekaligus menyenangkan bagi anak. Hasil belajar melalui cerita akan bertahan lama karena akan lebih berkesan dan bermakna, mengembangkan ketrampilan berpikir anak dengan permasalahan yang dihadapi.
           Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai segala usaha guru dalam menerapkan berbagai metode pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian strategi pembelajaran menekankan pada bagaimana aktifitas guru mengajar dan aktifitas anak belajar. Macam-macam metode pembelajaran antara lain; berpusat pada anak, bermain, bercerita, bernyanyi dan pembelajaran terpadu.
Bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau suatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain. Bercerita dalam konteks komunikasi dapat dikatakan sebagai upaya mempengaruhi orang lain melalui ucapan dan penuturan tentang suatu (ide) pengalaman. Sementara dalam konteks pembelajaran anak usia dini bercerita dapat dikatakan sebagai upaya untuk mengembangkan potensi kemampuan berbahasa anak melalui pendengaran kemudian menuturkannya kembali denagn tujuan melatih ketrampilan anak dalam bercakap-cakap untuk menyampaikan ide dalam bentuk lisan.
            Pada kurikulum 1994, bercerita dinyatakan sebagai salah satu metode yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar. Metode bercerita didefinisikan sebagai cara memberikan penerangan atau bertutur dan menyampaikan cerita secara lisan. Anak sangat menyukai cerita atau dongeng sehingga bentuk metode cerita sangat cocok untuk mengajarkan moral pada anak.
Strategi pembelajaran melalui bercerita merupakan salah satu strategi yang banyak digunakan pada pembelajaran Taman Kanak-kanak, sebagai mana halnya kegiatan pengajaran yang lain, kegiatan itu selalu dimulai dengan merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan pengajaran. Dikaitkan dengan dunia kehidupan anak, bercerita adalah salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak. Dunia kehidupan anak penuh dengan suka cita, maka kegiatan bercerita harus diusahakan dapat memberikan perasaan gembira, lucu, dan mengasyikkan untuk dapat menarik perhatian anak.

        Anak usia dini adalah anak yang berumur 0-6 tahun. Anak usia dini sering disebut dengan istilah golden age atau usia emas, karena pada usia ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat pada berbagai aspek. Usia dini terutama di bawah dua tahun menjadi masa yang paling peka dan potensial bagi anak untuk mempelajari sesuatu.
            Penanganan anak usia dini khususnya di bidang pendidikan sangat menentukan kualitas pendidikan di masa-masa mendatang. Pada masa usia dini itu kualitas hidup seorang manusia dipancangkan dan memiliki maknadan pengaruh yang luar biasa pada kehidupan yang selanjutnya.
            Banyak penanganan atau cara yang dapat kita lakukan untuk anak usia dini dalam meningkatkan potensinya, salah satunya dengan melalui bercerita. Bagi anak-anak, duduk manis menyimak penjelasan dan nasehat merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Sebaliknya duduk berlama-lama menyimak cerita atau dongeng adalah aktivitas yang mengasyikkan. Oleh karenanya, memberikan pelajaran dan nasehat melalui cerita atau dongeng adalah cara mendidik yang bijak dan cerdas. Mendidik dan menasehati anak melalui cerita memberikan efek pemuasan terhadap kebutuhan akan imajinasi dan fantasi anak.
            Bercerita memberikan pengalaman psikologis dan linguistik pada anak sesuai minat anak, sesuai tingkat perkembangan dan kebutuhan anak sekaligus menyenangkan bagi anak. Hasil belajar melalui cerita akan bertahan lama karena akan lebih berkesan dan bermakna, mengembangkan ketrampilan berpikir anak dengan permasalahan yang dihadapi.
Tujuan kegiatan bercerita bagi anak, yaitu :
1.      Menanamkan pesan-pesan atau nilai-nilai sosial, moral dan agama yang terkandung dalam sebuah cerita, sehingga mereka dapat menghayati dan menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Guru dapat memberikan informasi tentang lingkungan yang memang perlu diketahui oleh anak.

Manfaat bercerita bagi anak :
1.      menenamkan pesan-pesan atau nilai-nilai sosial, moral dan agama
2.      memberikan sejumlah pengetahuan dan pengalaman
3. mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor
4. mengembangkan imajinasi anak
5. mengembangkan dimensi perasaan anak
6. membantu anak membangun bermacam peran yang mungkin dipilih anak sesuai    karakter yang diinginkan
7. mempengaruhi cara berfikir dan perilaku anak karena anak senang mendengarkan cerita walaupun cerita dibacakan berulang-ulang